Madrasah Aliyah Raden Intan Air Hitam

Edukasi dan Informasi

  • Tentang Kami

    Madrasah Aliyah Raden Intan adalah sebuah Lembaga Pendidikan yang berciri has kan Islam, bertujuan untuk ikut serta mencerdaskan anak bangsa. Membentuk generasi-generasi muda yang bukan hanya memiliki disiplin ilmu duniawi akan tetapi juga menjadi manusia yang pandai memaknai hidup dengan cara pandang yang cerdas secara imusional dan spiritual.

  • Oktober 2012
    S S R K J S M
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  
  • Masukkan alamat e-mail Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 319 pelanggan lain
  • Statistik Blog

    • 5.569 hits

Archive for Oktober 2nd, 2012

Proposal PTK MAPEL. TIK

Posted by MA RADEN INTAN AIR HITAM pada 2 Oktober 2012

BAB I

PENDAHULUAN

 A.   Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional senantiasa dan terus-menerus mengupayakan peningkatan kompetensi guru, agar guru menjadi tenaga yang benar-benar profesional di bidangnya masing-masing, hal tersebut tertuang dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menyataakan bahwa guru dan dosen adalah tenaga profesional yang dilatih secara khusus melalui pendidikan profesi, untuk mendapatkan sertifikat sebagai tenaga pendidik profesional. Dapat difahami, tujuan pemerintah melakukan itu tidak lain agar di setiap madrasah baik pendidikan dasar, menengah maupun atas tercipta proses pembelajaran yang sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh pemerintah (berkualitas) yang pada akhirnya nanti setiap madrasah mampu meluluskan anak-anak bangsa yang cerdas dan komperhensif.

Salah satu ciri guru yang profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali melakukan pembelajaran ia selalu akan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan selanjutnya berupaya untuk memperbaiki. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan cara yang sistematis untuk melakukan refleksi secara intensif dan melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis.

Di MA Raden Intan Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat Kelas XI IPS masih banyak (mayoritas) peserta didik mendapatkan hasil belajar yang rendah (tidak tuntas). khususnya pada Kompetensi Dasar Menjelaskan berbagai perangkat keras dan fungsinya untuk keperluan akses Internet pada KD tersebut Kebanyakan peserta didik  tidak mengingat setiap materi yang telah diberikan, setiap kali dilakukan evaluasi baik melalui soal-soal tertulis maupun lisan mereka tidak dapat menjawab dengan benar. Keadaan demikian dialami oleh sekitar 70% siswa kelas XI di juruan IPS. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara merubah gaya belajar yang awalnya visual dirubah menjadi kinestik tapi hal tersebut tidak mampu merubah hasil belajar siswa. Menurut pemahaman guru hal tersebut mungkin disebabkan oleh model pembelajaran yang kurang tepat dan perlu merubah model pembelajaran.

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas XI IPS di MA Raden Intan Air Hitam”.

 B.   Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah dengan penggunaan Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar TIK kelas XI IPS MA Raden Intan Air Hitam?”.

Beranjak dari permasalahan tersebut penulis akan melakukan tindakan dengan cara menggunakan model pembelajaran yang sebelumnya belum digunakan yaitu model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) dengan tindakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar TIK kelas XI IPS MA Raden Intan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.

  1. C.   Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  1. D.   Manfaat Penelitian

Terdapat sekurang-kurangnya tiga manfaat penelitian ini:

  1. Bagi siswa penelitian bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar.
  2. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk memperbaiki kualitas diri dan kualitas pembelajaran serta apabila nanti penelitian ini berhasil mencapai tujuan yang diinginkan akan juga memberikan kepuasan batin.

Bagi madrasah penelitian bermanfaat mengangkat nama baik madrasah di masyarakat.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 

  1. A.       Deskripsi Teori
    1. Teams Games Turnamen (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Menurut Firdaus (http://www.muhfida.com) penerapan setrategi Teams Games Tournament (TGT) ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah ujian akhir semester.

Menurut Slavin (2008:25), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu :

Presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan), turnamen (pertandingan), dan perhargaan kelompok. Prosedur pelaksanaan TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.

Lebih lanjut Slavin (2008:26-28) menjelaskan mengenai langkah-langkah pembelajaran TGT terdiri dari siklus reguler dari aktivitas pengajaran sebagai berikut:

  1. Presentasi Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, dan diskusi yang dipimpin guru.

  1. Belajar Kelompok (Tim)

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 orang yang anggotanya heterogen dilihat dari kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

Pada saat pembelajaran, fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saatgame/tournamen. Setelah guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan modul. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab. Penataan ruang kelas diatur sedemikianrupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

  1. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar (Munir, 2008); perilaku tersebut meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar).

  1. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran).

Teknologi Informasi (TI) seperti yang didefinisikan dalam Information Technology Association of America (ITAA) adalah studi, perancangan, lapangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis computer, khususnya perangkat lunak aplikasi dan perangkat keras komputer. Istilah “teknologi Informasi“ ditemukan sekitar tahun 1970. Hingga abad ke 20, kerjasama antara militer dan industri mengembangkan teknologi elektronik, komputer dan inforamsi. Militer telah melakukan dan membiayai penelitian untuk inovasi di bidang mekanisasi dan komputasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan perluasan dari TI dengan menggabungkan konsep Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Informasi. Hal ini disebabkan oleh begitu kuatnya keterikatan antara Teknologi Informasi dengan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu.

Salah satu peralatan TIK yang sangat diperlukan dalam berbagai bidang antara lain komputer. Sistem komputer pertama adalah UNIVAC I yang didisain oleh J. Presper Eckert dan John Mauchly untuk Biro Sensus Amerika Serikat. Pada akhir tahun tujuh puluhan berkembang microcomputer berupa personal komputer (PC) yang dibuat pertama kali oleh perusahaan komputer IBM. Sejak itu, empat generasi komputer telah ditemukan. Langkah pengembangan tiap generasi menunjukkan pada penurunan ukuran fisik perangkat keras dengan peningkatan kemampuan kinerja PC. Komputer generasi pertama menggunakan tabung hampa udara, kemudian transistor, dan ketiga menggunaka IC (integrated circuit). Generasi keempat sudah menggunakan sistem yang kompleks yaitu VLSI (Very Large Scale Integration). Dalam Buku Albera Learning, Alberta-Kanada tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dinyatakan bahwa Teknologi adalah tentang cara segala sesuatu dikerjakan; Juga Teknologi adalah proses, perkakas (tools) dan teknik yang mengubah aktivitas manusia. Di sisi lain dalam buku tersebut didefinisikan bahwa TIK adalah tentang cara-cara baru dimana kita dapat berkomunikasi, mencari tahu, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah-masalah. TIK adalah proses, perkakas, dan teknik untuk:

a.  Mengumpulkan dan mengidentifikasi informasi.

b.  Mengklasifikasi dan mengorganisasi.

c.  Merangkum dan mensintesa.

d.  Berspekulasi dan memprediksi.

Untuk mencapai proses-proses tersebut di atas pada materi TIK terdapat sebuah Kompetensi Dasar pembelajaran pada level SMA/MA yaitu KD mengenai Menjelaskan berbagai perangkat keras dan fungsinya untuk keperluan akses Internet yang di dalamnya mempelajarai dasar ilmu jaringan/internet.

Pada KD tersebut dipelajari mengenai berbagai macam peralatan/piranti dasar yang dibutuhkan untuk dapat mengakses dunia maya atau internet, baik perangkat keras maupun perangkat lunak beserta fungsi setiap perangkat tersebut.

  1. B.       Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Wardono, 2005 tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan Teams Games Turnamen (TGT) memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ardan Sirodjuddin, 2007 tentang pembelajaran kimia dengan penggunaan media interaktif memberikan kesimpulan bahwa penggunaan media interaktif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia siswa SMK Negeri 8 Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif Teams Games Tournamet (TGT) telah sesuai dengan 5 tahapan yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, game dan turnamen, penghargaan dan evaluasi, 2) Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada tingkat K (Kurang) sebesar 0%; tingkat C (Cukup) sebesar 14,84% dan pada tingkat B (Baik) sebesar 85,16% dan 3) Prestasi belajar siswa yang diukur dengan skor rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan dari data awal, siklus I dan siklus II. Secara berturut-turut skor rata-rata siswa pada data data awal, siklus I dan siklus II adalah 68,74; 72,10 dan 89,19. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal siswa pada data awal, siklus I dan siklus II adalah 51,61%; 70,96%; 100%. (http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=36580)

  1. C.       Kerangka Berfikir

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement.

Dengan menggunakan metode pembelajaran TGT (Team Games Tournament) peserta didik akan rileks dan merasa bahagia dalam menjalani proses pembelajaran TIK, dan hal tersebut tentu akan membuat peserta didik mampu menyerap materi pelajaran yang sedang dibahas oleh mereka sendiri serta materi yang telah mereka fahami tersebut akan melekat erat di memory mereka dalam jangka waktu yang lama, kemudian mampu menjawab setiap soal dalam evaluasi yang diberikan oleh guru.

  1. D.       Hipotesis Tindakan

Metode pembelajaran TGT (Team Games Tournament) akan mampu meningkatkan hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi siswa kelas XI IPS MA Raden Intan Air Hitam.

Tindakan Operasional:

1.Pembelajaran dengan model TGT (Team Games Tournament) dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam kelompok maupun dalam kelas harus bekerjasama dan berkompetisi untuk mau mengembangkan potensi menambah ketrampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai manfaat, dan kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri dan teman.

Kegiatan dimulai dengan diberikannya tugas dalam bentuk tugas terstruktur untuk mempelajari materi yang belum diajarkan dikemas dalam CD interaktif. Untuk mengaktifkan siswa diberi tugas membuat rangkuman, membuat pertanyaan dari bahan yang dirasa tidak tahu, mengerjakan soal. Semua bahan ada dalam CD. Untuk menggugah ketrampilan siswa dilakukan review tentang semua tugas yang siswa kerjakan di luar kelas. Untuk lebih menumbuhkan keaktifan dan ketrampilan siswa dilakukan pembelajaran kooperatif dengan turnamen. Apabila keaktifan dan ketrampilan siswa sudah terbentuk dan dapat ditingkatkan akibatnya prestasi belajarnyapun akan meningkat pula.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. A.       Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di MA Raden Intan Air Hitam Lampung Barat pada selmester ke satu tahun 2012. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS yang seluruhnya berjumlah 30 orang siswa.

 B.       Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart yang prosesnya direncanakan akan berjalan selama dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Seperti pada gambar di bawah ini.

  1. C.       Siklus Penelitian

Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa penelitian ini direncanakan akan berlangsung sebanyak dua siklus, dalam siklus 1 (satu) perencanaa (plan) akan dilaksanakan beberapa kali dalam beberapa tatap muka, proses pelaksanaan tindakan akan ditulis/dicatat dengan baik. Apabila nanti siklus 1 (satu) telah berada pada akhir pelaksanaan, maka untuk mengukur variabel terikat (variabel yang akan ditingkatkan) akan diukur dengan cara memberikan evaluasi kepada peserta didik, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah pada siklus 1 (satu) hasil penelitian telah nampak.

Pelaksanaan plan siklus 2 (dua) akan dilaksanakan berdasarkan hasil dari pelaksanaan siklus 1 (satu). Agar lebih terinci dibawah ini penulis coba menguraikan.

Siklus 1

Perencanaan

  1. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana untuk saling berkompetisi. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu antara peneliti, guru rekan sejawat dan siswa di luar jam pelajaran untuk ditanamkan sifat bekerjasama dalam tim dan saling berkompetisi.
  2. Menyiapkan modul CD Interaktif pembelajaran berupa tugas rumah maupun soal turnamen: Isi program modul ini berupa ringkasan materi dan soal-soal yang dicalonkan dalam turnamen. Soal-soal dikerjakan sebaiknya dalam kelompok. Bahan ini diberikan pada saat tatap muka pada poin a di atas.

Pelaksanaan

  1. Peneliti dan guru rekan sejawat menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul CD Interaktif yang diberikan sebelumnya.
  2. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi. Apabila permasalahan muncul dari siswa pada suatu kelompok, maka pemecahannya dilakukan dengan model kompetisi untuk tim lain. Bagi mereka yang dapat menyelesaikan masalah dapat poin bintang atas nama kelompok dan atas nama pribadi.
  3. Untuk memperjelas atau mempertegas materi siswa diberi soal turnamen baru yang tidak jauh tingkat kesulitannya dengan soal sebelumnya.
  4. Guru memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan peneliti dan guru rekan sejawat.
  5. Siswa diberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Soal dibuat hampir mirip dari soal turnamen tahap pertama.
  6. Pada suatu penyelesaian suatu masalah soal siswa atau kelompok yang berhasil wajib menjelaskan pada kelompok lain.
  7. Siswa diberi tes akhis siklus.

Pengamatan

  1. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati apakah jiwa kompetitif sudah dapat dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran siklus 1.
  2. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan.
  3. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap pertama. Adakah permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
  4. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
  5. Menilai hasi evaluasi siklus 1.

Refleksi

  1. Secara kolaboratif peneliti dan guru rekan sejawat menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
  2. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal evaluasi. Membuat suatu perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasar hasil analisis pencapaian indikator-indikator tersebut.

Siklus 2

Perencanaan

  1. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil reflesi siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah menekankan semangat dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan jiwa kompetitif siswa. Dimungkinkan pada siklus 1 siswa masih banyak yang bingung, maka siklus 2 ini lebih intensif dalam kontrol tugas maupun permainan turnamen.
  2. Menyiapkan modul berupa tugas rumah maupun soal turnamen untuk dilaksanakan pada siklus 2.

Pelaksanaan

  1. Peneliti dan guru rekan sejawat kembali menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul CD Interaktif yang diberikan sebelumnya.
  2. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada kelompok lain untuk turnamen tahap 1 dan 2.
  3. Bersama siswa merangkum materi konsep siklus 2.
  4. Siswa diberi soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan peneliti dan guru rekan sejawat. Disini kesempatan menjawab soal lebih ditekankan pada tim yang belum aktif.
  5. Siswa diberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Teknik yang dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus memperhatikan keaktifan dan ketrampilan prosesnya. Pada  turnamen ini lebih baik dan lebih aktif dibanding turnamen siklus 1.
  6. Diakhiri dengan tes akhir siklus 2.

Pengamatan

  1. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian lagi  untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses.
  2. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Peneliti dan guru rekan sejawat membandingkan dengan pelaksanaan pada siklus 1 dan siklus 2.
  3. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.

Refleksi

  1. Secara kolaboratif peneliti dan guru rekan sejawat menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 2.
  2. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen. Kali ini ditekankan pada refleksi kegiatan dan ketrampilan untuk tiap individu. Apakah tiap individu sudah mulai terbiasa dengan turnamen, dan sudah mulai terlatih memecahkan masalah.

 D.       Kriteria Keberhasilan

Penelitian ini akan terus berlangsung sampai hasil pembelajaran siswa mencapai rata-rata 7,5 (tujuh koma lima) atau telah mencapai kriteria ketutasan minimal (KKM), walaupun dua siklus telah terlewati akan tetapi hasil pembelajaran siswa belum mencapai rata-rata 7,5 maka penelitian ini akan terus dilanjutkan.

  1. E.        Instrumen Penilaian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilakukan pengukuran peningkatan hasil belajar siswa (variabel yang akan ditingkatkan) melalui uji kompetensi atau akan dilakukan melalui evaluasi hasil belajar dengan kisi-kisi di bawah ini.

Kompetensi dan Indikator

Proses Kognitif

Ingatan

Pemahaman

Aplikasi

Analisa

Evaluasi

Kreasi

KD 1
Indikatir 1.1
Indikatir 1.2
KD 2
Indikatir 2.1
Indikatir 2.2

Peningkatan hasil belajar peserta didik juga akan diukur atau dilihat menggunakan lembar observasi atau tes lisan, dan kedua metode evaluasi atau penilaian tersebut akan dilaksanakan berdasarkan kisi-kisi pada tabel diatas, diharapkan nantinya akan hasil penelitian ini akan benar-benar nyata, karena setiap variabel dilihat dari berbagai sisi.

  1. F.        Analisis Data

Data merupakan hasil pengamatan/penghitungan/pengukuran dari suatu variabel. Sedangkan data dalam penelitian ini akan dianalisa dengan metode statistik deskriptif, analisa statistik deskriptif yang akan dalam penelitian ini yaitu analisa data statistik deskriptif dalam bentuk perhitu gan rata-rata dan prosentase. Untuk melihat peningkatan hasil belajar akan dilihat dilakukan dengan cara melihat kecendrungan peningkatan hasil belajar dalam setiap siklus-siklus yang dilakukan. Dalam penelitian ini juga akan dilakukan analisa data dalam bentuk kualitatif, yaitu untuk menganalisa data dari hasil pengamatan yang telah dilakukan.

  1. G.       Kolaburasi

Dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan kolaburator penelitian yang akan diambil dari teman sejawat satu mata pelajaran di madrasah tempat penelitian ini dilakukan yaitu MA Raden Intan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat, teman sejawat tersebut akan membantu dalam proses pelaksanaan penelitian ini. Diantaranya yang akan dilakukan oleh teman sejawat nantinya adalah membantu penulis dalam proses pengamatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) tersebut di dalam kelas dan setelah proses pengamatan teman sejawat selesai akan dilakukan diskusi singkat mengenai keberhasilan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament).

 H.       Jadual Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan berdasarkan jadual berikut:

No

Kegiatan

Minggu ke

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

1

Persiapan

  1. Menyusun RPP

  1. Membut perangkat pembelajaran

  1. Membuat media pembelajaran

  1. Menyusun jadual

  1. Menyusun instrumen

2

Pelaksanaan

  1. Melaksanakan siklus 1

  1. Membuat laporan siklus 1

  1. Melaksanakan siklus 2

  1. Membuat laporan siklus 2

3

Pelaporan

  1. Membuat laporan gabungan siklus 1 dan 2

  1. Membuat makalah seminar

  1. Seminar hasil penelitian

  1. Merevisi laporan penelitian berdasarkan hasil seminar

  1. Menulis artikel jurnal

  1. Mengirim artikel ke pengelola jurnal

 

Posted in Download | Leave a Comment »